Oneshot : Wednesday

wednesday

Tittle : Wednesday

Author : Park Ji Yoo

Cast : Baro B1A4

Kim Hyera (OC)

Kim Nara (OC)

Genre : Romance, sad

Rating : T

Length : Oneshot

Poster : http://ramyeons.wordpress.com/

Note : Annyeong! maaf jika ff nya gak jelas dan kata-kata yang tidak bagus. Disini, para pemain masih SMA ya 😀 Terimakasih 🙂

~~Happy Reading~~

            Author POV

Baro memandang kaca jendela kelas yang pecah. Sudah pasti ini ulah Nara, perempuan cantik yang kelakuannya seperti lelaki. Nara memang sering membuat ulah dan mengacaukan keadaan. Padahal wajahnya paling cantik di sekolah

“Nara!!” teriak Baro, sang ketua kelas

Nara pun menghampiri Baro sembari menghitung beberapa lembar uang di genggaman nya

“Kenapa?” tanya Nara

“Kau kan yang memecahkan kaca jendela?” tanya Baro kesal

“Kalau iya memang kenapa?”

“Dasar bodoh! Kau pasti menang judi kan?” terka Baro melihat uang yang lumayan banyak yang tadi di hitung oleh Nara. Nara pun memasukan uang itu ke saku kemeja nya

“Iya, aku menang lawan anak-anak kelas sebelah” jawab Nara tersenyum lebar

“Nara-ssi! Dengarkan aku, sekolah itu tempat untuk belajar bukan untuk berjudi atau berbuat bandel!!” tegas Baro

Tiba-tiba, Gongchan menghampiri Nara dan Baro

“Nara, kau di panggil Lee Seonsaengnim! Seperti nya akan dimarahi karna memecahkan kaca jendela” ucap Gongchan memberi kabar buruk

“Sungguh?” tanya Nara

Gongchan mengangguk

“Haha. Biar tahu rasa” ucap Baro tertawa

Nara pun memandang sinis pada Baro dan segera menaiki meja dan keluar kelas lewat jendela

“Hey! NARA!” teriak Baro

Baro pun mengintip ke jendela dan melihat Nara sedang menaiki gerbang sekolah, para satpam memarahi Nara, namun Nara tetap diam dan kabur dari sekolah

“Dasar perempuan gila” gumam Baro

Esok nya..

Baro berdiri di luar kelas, menunggu Nara datang. Berkat Nara, Baro jadi dimarahi beberapa guru karna tidak membimbing murid-murid menjadi siswa yang baik. Berkat Nara juga, Baro di cap sebagai ketua kelas yang tidak bertanggung jawab

Baro dapat melihat dari kejauhan, Nara yang memakai ransel hitamnya dengan rambut terurai. Baro pun segera menghampiri Nara

“Hey! Nara-ssi!!” teriak Baro geram

Nara hanya diam termangu

“Kau menyebalkan! Kalau kau lelaki, kau pasti sudah aku tonjok!” ancam Baro

Nara terkekeh

“Hey! Kau malah tertawa! Aku hanya ingin kau merespon ku dengan kata-kata” ucap Baro

Nara tersenyum

“Tumben rambutmu di urai” ucap Baro

“Wae? Jelek kan?” tanya Nara

“Kau lebih cantik begini” jawab Baro

Nara tersenyum

“Tapi apa gunanya memiliki wajah cantik tapi kelakuan bandel?” tanya Baro menjulurkan lidah

“Oh iya Nara, hari ini hari rabu. Kau piket! Jangan mengelak!” tegas Baro melotot

“Oke” sahut Nara

Nara pun masuk ke kelas dan langsung piket. Baro terperangah, sifat Nara beda sekali hari ini

~Istirahat~

Nara berjalan santai menuju perpustakaan tanpa menyadari bahwa Baro menguntit nya sedari tadi, Baro heran pada Nara hari ini. Saat ulangan harian matematika tadi, Nara mendapat nilai 87, tidak seperti biasa nya yang mendapat nilai 47.

“Hey! Nara!” sapa seorang lelaki

Nara hanya terdiam

“Kau mau main judi lagi? Atau mau main basket?” tanya lelaki yang memakai badge nama “Dongwon” itu

Nara menggeleng

“Lalu kau mau kemana?”

“Perpustakaan” jawab Nara

“Perpustakaan? Tidak salah tuh? Bukan nya kau itu paling anti membaca buku ya?” tanya Dongwon bingung

“Sudah ya, aku pergi dulu” pamit Nara lalu berlari ke perpustakaan

Dahi Baro berkerut, ada apa ini? Kenapa sikap Nara berubah? Tapi jika sikap Nara seperti ini selama nya, ini merupakan sebuah keajaiban bagi Baro karna tidak usah repot-repot untuk memarahi Nara setiap hari

“Hey Baro!” panggil Sandeul

Baro menoleh

“Kenapa?” tanya Baro

“Mana Nara? Dia dipanggil Lee Seonsaengnim, seperti nya guru killer itu akan marah besar” jawab Sandeul

“Sungguh? Nara ada di perpustakaan”

“Bohong kau! Mana mungkin Nara membaca buku” desah Sandeul meremehkan

“Kalau begitu, aku jemput Nara dulu ya” pamit Baro lalu berlari kencang ke perpustakaan dan mencari Nara

Setelah sampai di perpustakaan, Baro melepas sepatu nya dan mencari Nara ke setiap sudut ruangan. Baro terkekeh melihat Nara yang sedang membaca sebuah buku science.

“Nara” panggil Baro dengan suara pelan, takut mengganggu ketenangan orang-orang yang ada di perpustakaan

Nara menoleh

“Ayo, kau dipanggil Lee Seonsaengnim” ucap Baro menarik lengan Nara pelan

Nara pun menaruh kembali buku science nya ke rak buku dan mengikuti Baro

“Memang ada apa?” tanya Nara sembari memakai sepatu nya

“Seperti nya kau akan dimarahi karna habis memecahkan kaca jendela kelas kemarin” jawab Baro

“Apa? Kaca jendela? Aduh..”

“Aneh, masa kau lupa perbuatan sendiri sih” ucap Baro lalu menarik lengan Nara lalu menuju ruangan guru dan mencari Lee Seonsaengnim.

Entah kenapa, Baro merasa kasihan jika hari ini Nara akan dimarahi oleh Lee Seonsaengnim.

“Hey Baro, Nara, mencari saya?” tegur Lee Seonsaengnim

Baro dan Nara menoleh dan membungkuk bersamaan

“Ayo kau Nara! Duduk di kursi itu!” tegas Lee Seonsaengnim

Nara pun segera duduk. Baro hanya menatap wajah Nara yang ketakutan dengan kasihan

“Lalu kau mau apa Baro? Sudah pergi sana ke kelas” usir guru killer itu

Baro merengut dan keluar dari ruangan Lee Seonsaengnim dan duduk di sebuah kursi, menunggu Nara

5 menit sudah Baro menunggu, namun Nara tidak muncul juga. Baro berdecak kesal, memang nya guru itu memarahi Nara sampai sekejam apa sih? Tak lama pun Nara keluar dengan mata yang memerah. Baro segera menghampiri Nara

“Kau tak apa?” tanya Baro

Nara mengangguk dengan senyuman

“Kau seperti ingin menangis” ucap Baro

“Aku tak apa” ucap Nara

“Sudahlah, jujur pada ku. kau kenapa?” tanya Baro

Air mata Nara pun jatuh

“Hey, kau kenapa?” tanya Baro panic

“Ini pertama kali nya aku dimarahi guru” jawab Nara menghapus airmata nya

“Apa? Pertama kali? Nara, kau lupa? Kau sering sekali dimarahi guru, dan selama itu pula kau biasa-biasa saja. Tidak terbebani”

Nara pun berlari menuju kelas meninggalkan Baro yang hanya terperangah karna bingung

>>SKIP<<

Baro merapikan rambut nya yang berantakan di cermin kamar nya, Baro dapat melihat pantulan diri nya di cermin yang sangat menunjukan “kebingungan” karna kejadian di sekolah tadi. Baro selalu memikirkan Nara sedari tadi, sebelum nya Baro tidak pernah seperti ini

“Lebih baik aku tidur saja” gumam Baro lalu menghempaskan tubuh nya di kasur empuk kesayangan nya

Esok nya..

Baro menunggu Nara datang, perasaan nya gundah sekali. Setelah beberapa menit menunggu, Nara pun datang dengan rambut diurai namun tampak berantakan seperti belum di sisir

“Nara, kau belum menyisir rambut mu?” tanya Yuri

“Belum. Tadi aku lupa” jawab Nara enteng lalu melempar tas nya ke bangku nya dan berdiri di atas meja

“Perhatian! Yang mau main judi, langsung aja ke ruang komputer sepulang sekolah!!” seru Nara memberi pengumuman tidak penting lalu loncat dari meja nya dan berlari keluar kelas. Baro termangu, sikap Nara seperti dulu lagi? Aneh!

^_^

            Hari ini hari rabu, kini Baro sedang duduk di kursi nya sembari membaca novel yang baru saja ia pinjam kemarin dari perpustakaan nya, Baro pun menoleh pada pintu kelas, dan datanglah Nara. Dengan penampilan yang sangat rapi, ia pun menaruh tas nya tepat di kursi dengan pelan lalu mulai melakukan tugas nya yaitu piket.

Baro baru ingat, sikap Nara berubah drastis setiap hari rabu. Tapi kenapa? Kenapa harus berbuat baik hanya saat hari rabu?

“Nara” panggil Baro

Nara menoleh lalu tersenyum pelan

“Ya” sahut Nara

“Ah.. Tidak. lanjutkan saja piket nya” ucap Baro lalu mulai membaca novel nya

Jujur saja, bacaan di novel nya sama sekali tidak masuk ke otak Baro, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah sikap Nara. Sikap Nara yang selalu berubah pada hari rabu. Sikap itu sangat sangat berbeda. Biasa nya, saat Baro memanggil Nara, Nara selalu menyahut dengan muka yang jutek dan tatapan sinis seolah-olah malas berurusan dengan Baro

“Jinyoung” panggil Baro kepada Jinyoung, teman sebangku nya

“Ya” sahut Jinyoung menoleh

“Apakah kau merasa sifat Nara itu berubah setiap hari rabu?” tanya Baro

“Hmm..? aku tidak tahu. Tapi kelihatannya sama saja” jawab Jinyoung

“Ah sudahlah, percuma bicara dengan kau” desah Baro

Jinyoung hanya merengut

~Istirahat~

Baro sesekali melirik pada Nara yang sedang membaca sebuah buku yang tebal. Entah kenapa, Baro merasa Nara sangat berbeda. Walaupun wajah nya sama sekali tak ada bedanya dengan Nara biasa nya, namun Baro lebih setuju jika Nara di hari rabu ini lebih cantik dan anggun daripada Nara yang biasa nya.

Merasa diperhatikan, Nara menoleh pada Baro dan tersenyum manis. Baro terperangah, lalu membalas senyuman Nara

>>SKIP<<

Bel sekolah tanda pelajaran sudah usai berbunyi nyaring. Semua murid dikelas bersorak senang, karna ini arti nya mereka dapat pulang kerumah. Kecuali Nara, Nara hanya merengut lalu mengemas peralatan sekolah nya ke dalam tas. Baro pun memperhatikan hal itu

“Nara” panggil Baro

Nara menoleh

“Kita pulang sekolah bersama yuk, jalan rumah kita kan searah” ajak Baro

Nara tersenyum lalu mengangguk

Baro pun menghampiri Nara, mereka berdua berjalan beriringan keluar kelas dengan topik pembicaraan yang tidak terlalu penting. Namun Baro merasa nyaman jika berbicara dengan Nara. Nara di hari rabu

“Nara-ssi” panggil Baro

“Ne” sahut Nara

“Jujur, aku merasa sikapmu sangat berubah saat hari rabu. Kau punya masalah?” tanya Baro khawatir

“Hmm.. Tidak” jawab Nara dengan suara yang pelan

“Tapi kenapa, setiap hari rabu kau sikap mu berubah drastis. Seperti.. Bukan dirimu sebenarnya” ucap Baro

Nara terdiam

“Kau bukan Nara kan?”

Nara tersentak

“Jawab aku!” tegas Baro

“Kau bicara apa sih, aku Kim Nara” ucap Nara lalu berlari meninggalkan Baro

“Hey! NARA!” teriak Baro mengejar Nara

DUK

Nara terjatuh di depan Baro, Baro pun membantu Nara berdiri

“Arrgh..” Nara meringis

“Kenapa?” tanya Baro

Nara hanya menggigit bibir bawah nya merasa kesakitan. Baro pun jongkok dan melihat betis Nara yang terluka.

“Ya ampun” gumam Baro lalu mengambil plester dari tas nya dan melekatkan nya di betis Nara yang terluka

“Gomawo” ucap Nara lalu berlari meninggalkan Baro

Dahi Baro berkerut. Ia bukan Kim Nara! Mana mungkin sikap Nara seperti itu

Esok nya..

Baro benar-benar bingung dan ingin membuktikan, jika yang kemarin itu benar-benar Nara, harus nya sekarang Nara memakai plester pemberian Baro di betis nya. Kini, Baro tengah menunggu kedatangan Nara yang sedari tadi belum muncul-muncul juga. Padahal bel masuk akan berdering 5 menit lagi

Tak lama pun Nara datang dengan mata yang sayu, Nara menaruh tas nya di meja dan langsung berlari-larian di dalam kelas dengan Sandeul. Baro pun segera menatap betis Nara.

“Ya Tuhan!!” ucap Baro dalam hati kaget

Sama sekali tak ada plester atau bekas luka di betis milik Nara saat ini. Baro menyimpulkan, Nara di hari rabu bukan lah Nara yang sebenarnya. Melainkan seseorang yang mirip sekali dengan Nara

Baro pun menarik lengan Nara dan membawa nya ke belakang sekolah. Baro ingin selesaikan hari ini juga. Tentang kebingungan Baro yang sudah terkuak

“Hey, kau gila! Kenapa membawa ku kesini?” tanya Nara merengut

“Kau Kim Nara yang sesungguhnya” ucap Baro

“Lalu?”

“Setiap hari rabu, bukan kau yang sesungguhnya. Melainkan orang lain” jawab Baro

“Orang lain bagaimana?” tanya Nara

“Kalau di hari rabu kemarin adalah benar-benar kamu, sekarang aku tanya, bagaimana kejadian kemarin saat pulang sekolah?” tanya Baro menaikan salah satu alis nya

“Bodoh! Ya aku pulang sekolah seperti biasa” jawab Nara

“Kau pulang dengan siapa? Naik apa?”

“Aku pulang sendiri, aku.. hmm.. aku.. naik bus” jawab Nara gugup

“Jawabanmu tadi menunjukan segala nya. kebohongan!” tegas Baro

Dahi Nara berkerut tanda tak mengerti

“Dengar aku, kemarin pulang sekolah kita jalan berdua, dan betis mu terluka. Aku melekatkan plester di betis mu itu. Namun sekarang apa? Bahkan betis mu tidak terluka sama sekali!”

Nara menunduk

“Jawab aku Nara!”

Bel masuk sekolah pun berbunyi nyaring, Nara segera berjalan meninggalkan Baro

GREP!

Baro menarik lengan Nara lalu mendorong nya pelan ke tembok

“Cepat jawab aku!” tegas Baro

“Bodoh! Bel sudah berbunyi” sahut Nara

“Aku tidak peduli. Sekarang jawab aku! Dia itu siapa, apakah kau punya kembaran?” tanya Baro

Nara menghembuskan nafas panjang

“Ya. Dia adik kembar ku” jawab Nara pelan

“Apa?” tanya Baro kaget

“Lalu kenapa? Kau suka padanya?” tanya Nara

“Kurasa iya” jawab Baro

“Apa? Baru beberapa kali bertemu, kau langsung suka pada nya? aneh sekali! Jangan mempermainkan adik ku!”

“Aku sungguh-sungguh! Aku susah jatuh cinta kepada seseorang. Tapi entah kenapa aku langsung suka pada dia. Siapa nama nya?” tanya Baro

“Kim Hyera” jawab Nara murung

“Ceritakan pada ku dari awal!” tegas Baro

“Jadi, adik kembar ku Hyera memiliki penyakit kanker ginjal, dia tak bisa bersekolah. Padahal dia selalu menjadi bintang kelas saat bersekolah. Maka setiap hari aku selalu mengajarkannya pelajaran sekolah yang aku pelajari, dan dia bahkan lebih pintar dari ku. Jadi, dia ingin sekali merasakan sekolah lagi. Dia hanya minta satu hari dalam satu minggu. Dan, aku pun selalu bertukar tempat dengannya selama hari rabu” jelas Nara panjang lebar

“Kanker ginjal? Ya ampun..” desis Baro kaget

Nara hanya mengangguk lemas

“Jadi, setiap hari rabu kau ada dirumah sakit?” tanya Baro

“Ya, aku berpura-pura menjadi Hyera. Bahkan aku meminum obat dan di infus sepertinya” ucap Nara menunjukan bekas infusan di tangan nya

“Kau tidak takut kau sakit? Itu kan obat-obatan untuk kanker”

“Aku tidak takut akan hal sepele seperti itu. Aku lebih takut jika aku kehilangan adik kembar ku, Hyera yang sangat ku sayang itu” ucap Nara

“Kau kakak yang baik. Tapi kenapa kau sering bertingkah bandel?” tanya Baro

Nara hanya tersenyum

“Bodoh! Aku bersikap seperti itu, karna aku ingin mendapat perhatian dari mu, karna aku ingin kau jadi dekat dengan ku. aku menyukai mu, Baro. Namun aku sudah pasrah jika kau menyukai adik ku” ucap Nara dalam hati

“Antarkan aku ke rumah sakit, tempat Hyera dirawat” ucap Baro

“Kau tidak takut dimarahi guru? Kalau aku sih sudah biasa”

“Sudahlah, itu tidak penting! Ayo antarkan aku!”

“Oke. Tapi panjat gerbang sekolah ya! kau berani?” tanya Nara meremehkan

Baro mengangguk mantap. Mereka berdua pun berlari kencang ke gerbang sekolah dan langsung menaiki nya tanpa menggubris teriakan-teriakan dari para satpam yang terus berceloteh. Nara pun menarik tangan Baro dan masuk ke bus. Baro menghentak-hentakan kaki nya pelan, ia sangat gugup.

“Masih lama?” tanya Baro pelan

Nara menggeleng

Sekitar 10 menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit tempat Hyera dirawat. Baro dan Nara pun membayar ongkos bus dan segera masuk ke dalam rumah sakit. Keringat Baro bercucuran karna lelah dan gugup. Tangan nya bergemetar, ia sangat berdebar dapat bertemu Hyera. Kini Baro dan Nara tengah ada di dalam lift, Nara pun menekan tombol nomor 3. Setelah pintu lift terbuka, Nara dan Baro langsung keluar dan masuk ke dalam ruangan Hyera.

Kreeeek..

Nara membuka pintu ruangan Hyera itu dan mendapati Hyera tengah membaca novel.

“Loh, Eonnie?” tanya Hyera bingung

Nara dan Baro pun masuk. Hyera tersentak melihat Baro yang masuk ke ruangan nya, Baro tersenyum pada Hyera dan segera menghampiri nya.

“Kenapa kau disini?” tanya Hyera

“Memangnya kalau menjenguk teman yang sakit itu salah?” Baro balik tanya

Hyera tersenyum. Baro pun melihat betis Hyera, dan terlihat jelas ada plester dari Baro kemarin.

“Nama mu Hyera kan?” tanya Baro

Hyera mengangguk

“Sudah ku duga kau bukan Nara” ucap Baro terkekeh

“Terimakasih sudah menjenguk ku, Baro-ssi” ucap Hyera

“Kalau secara rutin aku selalu menjenguk mu bagaimana? Boleh?” tanya Baro

“Terserah kau” jawab Hyera

Nara hanya tersenyum terpaksa. Sebetulnya, ia benar-benar cemburu pada adik kembar nya ini

“Oh iya, kalian berdua tidak sekolah?” tanya Hyera

“Ah, aku ingin menemanimu disini” jawab Baro

Hyera terkekeh

“Hyera-ssi, aku sangat menunggu-nunggu hari rabu datang” ucap Baro

“Kenapa?” tanya Hyera

“Karna itu berarti aku bisa bertemu dengan mu”

“Hey, Baro-ssi, kau mau bertemu aku? Mudah sekali, kau lihat saja Nara eonnie”

“Tidak! kalian itu memang nampak sama, namun sebenarnya kalian berbeda” ucap Baro

“Ah, jangan bilang kau suka pada ku?” tanya Hyera bergurau

“Kurasa iya” jawab Baro yang membuat Nara lemas seketika

Sementara Hyera hanya tertawa

“Aku serius!” seru Baro

“Eh?” tanya Hyera berhenti tertawa dan memandang Baro heran

Grep!

Nara menarik lengan Baro kasar

“Kenapa?” tanya Baro heran

“Ayo kita ke sekolah!!” tegas Nara

“Aku tidak mau! Aku ingin disini, menemani Hyera” elak Baro tersenyum simpul pada Hyera yang wajah nya sangat pucat itu

“Bodoh! Sudahlah ayo….” Ajak Nara lalu menarik lengan Baro kencang

Jujur, Nara sangat merasa cemburu sehingga tidak kuat melihat Baro dan Hyera terus berbincang-bincang terus

“Aku tidak mau Nara-ssi!!!” seru Baro menepis tangan Nara

Nara terperangah. Sesuka itu kah Baro pada Hyera sehingga melupakan sekolah nya? Mata Nara memerah menahan tangis. Nara pun lebih memilih keluar ruangan ini daripada terus membuat hati nya sakit

^_^

            Nara kesal melihat Baro yang sekarang sedang menggambar sesuatu, padahal ini sudah jam pulang sekolah. Nara ingin sekali pulang lebih dulu, namun ia malah menunggu Baro menyelesaikan pekerjaan nya. Mau apalagi, Nara sudah terlanjur suka pada lelaki pintar ini.

“Baro-ssi” sapa Nara masuk ke kelas

“Eh? Nara? Kau belum pulang?” tanya Baro

“Belum. Kau menggambar apa? Untuk siapa?”

“Aku melukis Hyera dan aku sedang duduk bersama” jawab Baro terkekeh

“Kau suka sekali dengan adik ku?” tanya Nara

“Tentu”

“Kenapa?”

“Dia baik, sopan, tutur kata nya bagus, ah pokok nya dia tipe perempuan idaman ku. Dia juga sangat cantik” jawab Baro

“Apa aku tidak cantik?” tanya Nara

“Kau juga cantik, tapi entah kenapa aku lebih suka Hyera” jawab Baro jujur

Nara merengut kesal

“Sudah ya, aku mau ke rumah sakit dulu. Pai pai” pamit Baro meninggalkan Nara yang sudah menunggu 2 jam untuk Baro

>>SKIP<<

Hari ini hari rabu. Baro menunggu kedatangan Hyera di depan pintu kelas. Baro nampak gelisah karena Hyera tidak kunjung datang juga

“Kau tunggu siapa?” tanya Jinyoung

“Hyera” jawab Baro

“Apa? Hyera? Siapa dia?” tanya Jinyoung kebingungan

“Ma.. Maksud ku Nara! Aku salah mengucapkan nama”

“Ada apa kau menunggu Nara? Ada masalah?”

“Sudahlah, kau ini bertanya terus” desah Baro

Jinyoung hanya mencibir dan meninggalkan Baro

Beberapa menit kemudian, sang pujaan hati Baro, Hyera sudah sampai. Baro segera menghampiri Hyera

“Hyera-ssi, selamat pagi!” sapa Baro

Hyera melotot dan menutup mulut Baro

“Panggil aku Nara di sekolah” bisik Hyera lalu menurunkan tangan nya

“Ups. Mianhe. Oh iya, kau cantik hari ini” ucap Baro

“Jadi, hari ini saja aku cantik nya?” tanya Hyera merengut

“Haha, bagi ku kau setiap hari selalu cantik” jawab Baro

Hyera terkekeh

“Ayo ke kelas” ajak Baro menggandeng tangan Hyera lembut

Hyera tersenyum pada Baro dengan senang

Istirahat sekolah..

Kini Baro dan Hyera duduk di sebuah kursi di taman sekolah. Mereka tampak senang dapat menikmati waktu sekolah bersama

“Baro-ssi, gowawo” ucap Hyera tersenyum manis

“Memang aku melakukan apa?” tanya Baro bingung

“Kau orang pertama yang menyadari bahwa aku ini bukan Eonni ku, Nara, dan kau juga orang pertama yang selalu membuat ku tidak bisa berhenti tersenyum” jawab Hyera

Baro terkekeh dan mengusap rambut Nara dengan lembut

“Gomawo” ucap Baro

“Memang aku melakukan apa?” tanya Hyera bingung

“Karena kau perempuan pertama yang membuat ku jatuh cinta” jawab Baro

DEG!

Hyera hanya diam terpaku dan meremas ujung rok nya karena gugup

“Kau mau jadi yeojachingu ku?” tanya Baro

“Untuk apa? Lagipula waktuku kan sebentar lagi”

“Sudahlah jujur saja, apa kau suka pada ku juga?”

Hyera mengangguk pelan

“Kalau begitu kenapa kita tidak mencoba untuk pacaran?”

“Kau akan menyesal nanti nya Baro-ssi” jawab Hyera dengan tatapan sendu

“Hey, ayolah! Aku tak peduli apa resiko nya” ucap Baro menggenggam tangan Hyera erat

Hyera hanya menunduk dalam diam

>>SKIP<<

Hari rabu berikut nya..

Seperti biasa, Baro menunggu Hyera datang ke sekolah. Tiba-tiba terdengar bunyi bel tanda masuk sekolah, dan Hyera belum datang juga. Baro benar-benar gelisah, kemana Hyera? Apa ada sesuatu yang menimpa Hyera?

“Hey, sedang apa kau? ayo masuk!” ucap Sandeul

Baro mengangguk lalu masuk ke kelas dan duduk di kursi nya. Tak lama Oh Seonsaengnim pun datang, Baro menggigit bibir bawah nya kecewa

“Hyera!” seru Baro dalam hati

Oh Seonsaengnim pun memulai pelajaran nya

5 menit kemudian, Hyera datang dengan keringat yang bercucuran, ia pun masuk dan memberi sebuah alasan terlambat disertai permintaan maaf pada Oh Seonsaengnim. Oh Seonsaengnim hanya tersenyum dan membiarkan Hyera duduk tanpa memarahi nya. Baro pun tersenyum puas

Istirahat..

“Hyera-ssi” panggil Baro pelan

Hyera menoleh

“Mau ke kantin bersama?” tanya Baro

“Ok”

Baro dan Hyera pun berjalan berdua menuju kantin

BRUK!

Tiba-tiba Hyera terjatuh, Baro segera membantu Hyera untuk berdiri

“Tidak mungkin” gumam Baro

“Kenapa??” tanya Hyera

“Kau bukan Hyera, kau Nara!” tegas Baro karena melihat betis Hyera yang tidak terluka sama sekali

“Anio”

“Bisa-bisa nya kau mempermainkan aku. Aku benci kamu” ucap Baro lalu mendorong Nara pelan

Nara hanya terdiam merasa bersalah. Ia merutuki diri nya sendiri, hari ini Nara sengaja menyuruh Hyera tetap diam di rumah sakit dengan alasan ada urusan mendadak sehingga Nara tidak bisa digantikan oleh Hyera

“Kau mau kemana?” tanya Nara dengan suara yang kencang

“Rumah sakit!!!” jawab Baro marah

>>SKIP<<

Nara menghapus airmata nya dengan sentuhan tangan yang kasar. Baru kali ini ia menangis untuk lelaki. Menurut Nara, ini semua memang sudah adil. Nara, perempuan yang sangat sehat namun tidak dapat memiliki Baro. Dan Hyera, perempuan sakit-sakitan yang dapat memiliki Baro. Namun, entah kenapa Nara tidak bisa menerima keadaan ini dan selalu dibuat cemburu akan kedekatan Baro dan adik nya.

Jika di suruh memilih, Nara lebih memilih untuk menjadi Hyera. Kenapa mesti Hyera yang disukai oleh Baro? Kenapa bukan diri nya? padahal Nara sudah berkorban untuk memperburuk image baik nya menjadi sangat jelek di sekolah hanya untuk menarik perhatian Baro. Dan, perjuangan itu tidak ada hasil nya. Baro malah menyukai Hyera yang tidak pernah berkorban apa-apa.

Nara melirik arloji di tangan nya yang sudah menunjukan pukul 17.00 KST. Nara sekarang masih ada di taman belakang sekolah, dan belum mengunjungi rumah sakit. Karna Nara tahu, kini di rumah sakit ada Baro yang sedang berbincang-bincang asik dengan Hyera.

“Hhh….”

Nara menghembuskan nafas dengan kasar, akhir nya Nara memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, walau bagaimana pun Nara tidak mau di cap sebagai kakak yang tidak bertanggung jawab.

Tiba-tiba sebuah lagu Bruno Mars – Grenade teralun pelan dari handphone Nara menandakan ada telepon, Nara terkejut ketika melihat nama “Baro” ada di layar hp nya sebagai penelepon. Bukan kah Baro marah pada nya? Nara pun segera menjawab telepon dari Baro

“Yeoboseyo” ucap Nara

“Nara-ssi, cepat kerumah sakit! Hyera tidak sadarkan diri dan sempat berhenti bernafas!!” seru Baro

Nara termangu sejenak dan segera keluar dari sekolah dan menaiki sebuah bus yang sangat penuh akan penumpang

Sesampai nya dirumah sakit, Nara berlari kencang menuju ruangan Nara. Tetapi diruangan itu tidak terdapat Nara maupun Baro. Handphone Nara bergetar menandakan ada pesan, Nara segera membuka nya

From : Baro

            Hyera ada diruang UGD. Cepat kesini!

            Tanpa basa-basi lagi, Nara langsung melesat kencang menuju UGD. Disana tampak Baro yang sedang duduk di kursi tunggu dengan wajah sayu. Nara pun duduk di sebelah Baro

“Baro-ssi” ucap Nara pelan

“Sebelum nya dokter berkata sudah tak ada harapan lagi” ucap Baro dengan suara parau

“Apa? Tidak mungkin!”

Baro menatap langit-langit rumah sakit menahan airmata agar tidak jatuh

“Hyera” gumam Nara gugup

Nara dan Baro benar-benar panik dan takut. Takut jika sesuatu terjadi pada Hyera. Sesuatu yang buruk.

15 menit kemudian, dokter keluar dengan mata yang sendu

“Bagaimana dok?” tanya Baro

“Nona Hyera sudah pergi. Dan pihak rumah sakit tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kami turut berduka cita” jawab sang dokter lalu melesat pergi

“Sialan!” seru Baro lalu masuk ke ruangan UGD disusul oleh Nara

“Hyera!!” pekik Nara melihat kembaran nya sudah tidak bernafas dan sudah di tutupi sebuah kain putih

Airmata Nara dan Baro turun deras begitu saja melihat pemandangan menyakitkan ini

“Kenapa harus Hyera yang pergi?” tanya Baro pelan lalu melempar tas nya kencang ke lantai

Nara terisak sembari memeluk jasad Hyera. Sementara Baro hanya berdiri lemas melihat jasad Hyera, pandangan Baro kabur dan tidak sadarkan diri

 

The END

           Maaf jika aneh 😦

Terimakasih~

 

12 pemikiran pada “Oneshot : Wednesday

  1. annyeong~
    aku visit back ya 🙂 mian baru bisa sekarang T-T *bow*
    lanjut ke cerita, kok akhirnya ngengantung ya? apa cuma perasaanku aja? sequel dong, hehe 😀 aku mau tau kelanjutan Nara sama Baro >..< Nara-nya kasian, Hyera-nya juga. Oke, keep writing thor! ^^)b

Please comment